HENGAKU~ Feel Our Spirit... Blog =D

Jumat, 12 Maret 2010

TEKS DRAMA TAK TERPAKAI

Teks ini kebetulan dibuat dengan buru-buru dan belum rada bener semuanya. Sedih gara" ga kepake... di post aja d... hehe...


Mila Kondang
(Di sebuah gubug di pinggir desa)
Mila Kondang : Bah, hari ini teh kita makan sama apa?
Zaenal : Aduh neng, maafkan abah, abah belum dapat uang hari ini, jadi belum ada apa-apa.
Mila Kondang : (menatap Ayahnya dengan iba) Bah, ini mah bukan salah abah, coba kalau Mila teh bisa bantuin abah.
(tiba-tiba masuk seorang perempuan dengan tergesa-gesa ke dalam rumah)
Siti : La! Mila…! Mila Kondang!
Mila : Ai Siti apa-apaan kamu teh, lulumpatan kaya dikejar-kejar setan.
Siti : Liat ini Mila! (memperlihatkan sebuah poster pada Mila)
Mila : Apa atuh ini teh?
Siti : Ini, ada audisi di kota! Buat jadi bintang! Kaya di tipi-tipi itu Mil!
Zaenal : Datang-datang sudah ribut neng Siti teh, kenapa Mil? (ikut melihat poster)
Mila : ini loh Bah, audisi buat jadi bintang.
Zaenal : Aduh? Bintang? Ke luar angkasa atuh neng?
Siti : Bukan atuh abah zaenal! Itu loh artis, artis orang yang masuk di tipi.
Zaenal : Oh…
Mila : Terus ada apa dengan audisi ini teh?
Siti : Ih, ai si Mila, Kamu teh cocok pisak ikutan ini audisi! Cantik, berbakat, pinter! Ini teh kesempatan! Kesempatan!
Mila : Aduh Siti, Audisi na teh jauh, di kota, Mila mah ga mau ninggalin abah sendiri.
Siti : Gak apa-apa atuh ya Bah? Nanti kan kalau Mila udah terkenal abah Zaenal juga yang seneng.
Zaenal : Kalau abah sih, segimana enengnya aja, kalau emang eneng mau abah ga masalah.
Mila : Tapi…
Siti : Ayo Mil, demi abah juga kan!
Mila : (memandang ayahnya dengan seksama)Abah, ga apa-apa?
Zaenal : (mengangguk pelan sambil tersenyum)
Mila : Boleh eneng pergi?
Zaenal : Nya boleh atuh neng, kejar cita-cita eneng, abah akan selalu mendoakan.
Mila : Abah,
Siti : Tenang aja Bah, Siti bakalan nemenin Mila kok!
Zaenal : Jaga Mila baik-baik atuh nya neng Siti.
Siti : Siap boss!!
(Keesokan harinya Mila dan Siti pun pamit untuk mengikuti audisi di kota.)
Mila : Abah Mila pergi dulu ya. (menyalami tangan Zaenal)
Siti : Siti juga ya, Bah Zaenal.
Zaenal : Hati-hati ya Mila, Siti.

(Setelah sampai di kota, Mila dan Siti langsung pergi ke tempat audisi, tempatnya di sebuah gedung yang sangat luas)
Siti : Aduh gedungnya teh luas pisan nya.
Mila : Iya, aduh gimana ini… audisinya bentar lagi dimulai.
Siti : (melihat seorang laki-laki yang sedang sibuk menelepon menggunakan handphonenya) Tanya aja sama orang itu Mil!
Mila : Oh iya (Mila segera berlari menuju laki-laki tersebut), Maaf pak, tau ruang audisi di mana?
Dadang : (melihat Mila) Maaf, maaf saya lagi sibuk! (kembali berbicara ke handphone)
Siti : (Berbisik pada Mila) Ih, siapa sih itu orang, sombong banget!
Mila : Iya
Dadang : (Melihat kembali Mila) Hei kamu tunggu sebentar! Sini-sini!
Mila : Ada apa?
Dadang : Kamu mau audisi?
Mila : Iya, saya teh mau audisi.
Dadang : Hm… (memperhatikan Mila dengan seksama) Kamu boleh juga, saya suka! Bagaimana kalau kamu saya bantu dalam audisi ini, tapi ada syaratnya!
Siti : Jangan percaya Mila!
Mila : Apa syaratnya?
Dadang : Kalau kamu sudah berhasil lulus audisi dan menjadi artis terkenal, kamu harus mau nikah sama saya!
Mila : Hah? Nikah?
Dadang : Iya, tenang saja, saya anak pemilik agensi di sini, jadi jaminan kamu bisa masuk sini pun tinggi, lagi pula saya orang kaya! Seharusnya kamu berterima kasih saya tawarkan tawaran ini.
Siti : Apa bisa dipercaya Mil,
Mila : Baiklah, saya bakalan nikah sama akang tapi kalau saya berhasil lulus audisi dan jadi terkenal!
Dadang : Ok, saya Dadang. Kamu mau ke ruang audisi kan? Biar saya antarkan.
(Mereka bertigapun berjalan menuju ruang audisi, di depan pintu ruangan terdapat banyak orang yang mengantri untuk ikut audisi. Mila dan Siti pun ikut menunggu, setelah beberapa orang keluar masuk ruang audisi akhirnya giliran Mila yang melakukan audisi. Di ruang audisi ternyata salah satu dari 3 juri adalah Dadang dan Mila pun memulai audisinya.)
Mila : Nama saya Mila, Mila Kondang, saya di sini mau jadi artis biar punya banyak uang.
Juri 1 : Yah, yah Ayo mulai audisinya!
Mila : saya harus ngapain ya?
Juri 2 : Nyanyi saja atau nari atau guling-guling di situ juga boleh kalau mau.
Dadang : Bakat aja, punya bakat apa kamu!
Mila : Oke lah kalau begitu!
(Setelah selesai dengan audisinya seorang perempuan setelah Mila pun melakukan audisi dengan sangat baik namanya adalah Sari.)
(Di belakang ruang Audisi, Mila pun bertemu dengan Dadang)
Mila : Gimana-gimana?
Dadang : Tenang aja semuanya beres, asal kamu nepatin janji.
Mila : Lalu dengan teman saya Siti bagaimana?
Dadang : Nanti dia bisa jadi manajer kamu tenang aja! Semuanya sudah saya atur, ha…ha…ha…
(Beberapa bulan kemudian Mila pun sudah menjadi artis yang terkenal dan menikah dengan Dadang. Dan Siti pun sudah diangkat menjadi manajernya. Zaenal sang abah yang mengetahui hal itu memutuskan untuk menemui anaknya Mila.)
Zaenal : Aduh, meni deg-degan udah lama ga ketemu anak, Cuma liat di tipi aja.
(Mengetuk pintu rumah Mila)
Dadang : Siapa ya? (memandang sinis pada Zaenal)
Zaenal : Saya abahnya Mila, Mila anak saya.
Dadang : Hah! Bercanda kamu!
Mila! Mila! Ada orang tua lusuh di sini mengaku sebagai ayahmu!
Mila : (Berlari dari belakang lalu terkejut saat melihat Zaenal)
Zaenal : Mila! Ini Abah Mila! Abah teh kangen pisan!
Mila : Siapa ya? Mila gak kenal tuh sama laki-laki tua Bangka kaya gini. Mana mungkin kan dia Bapaknya Mila! Udah jelek, lusuh, bau, hidup lagi!
Dadang : Iya sih, siapa juga yang percaya orang kaya gini bapanya Mila! Sana pergi Tua Bangka!
Zaenal : Mila, ini abah….
Mila : Pergi sana!
Zaenal : Mila abah yang lucu, imut, cantik, lugu, polos, jeung baik hati, naha jadi begini! Ya sudahlah siapa sudi juga nenek sihir ieu jadi anak urang! Dah, bye-bye!
(Tanpa disangka oleh Mila, ternyata percakapan tersebut terdengar oleh 2 orang wartawan yang kebetulan lewat. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, kedua orang wartawan itu pun pergi menyusul Zaenal)
Wartawan : Tunggu-tunggu Pak!
Zaenal : Ya ada apa neng?
Wartawan : Tadi itu, Mila, benar-benar anak bapa?
Zaenal : Iya, benar, tapi Mila sudah tidak mengakui abah lagi… (terisak-isak)
Kameraman : Aduh kasian abah ini tisu (mengeluarkan tisu dari kantong saku)
Zaenal : Makasih Jang…
Wartawan : Jadi gimana cerita bisa diusir gitu Pak?
Zaenal : Kieu nya neng jadi ini teh, dimulai dari kepergian Mila ke kota buat ikut audisi. Pas sudah terkenal teh Mila jadi gak inget lagi sama Abah, abah juga gak tau kenapa ini teh.
Kameraman : Tisu lagi bah? (menyodorkan tisu)
Wartawan : Diem dulu kamu teh! Oh gitu ya Bah? Terus-terus.
Zaenal : Yah gitu jadi abah di usir sama anak abah sendiri.
Kameraman : Sabar nya bah.
Wartawan : Wah kita dapet berita asik nih, harus segera jadi gossip terhangat!
Zaenal : Yah, udah atu yah, abah pulang dulu.
Kameraman : Oke deh bah, dadah, hati-hati ya bah!
Wartawan : Ayo kita juga pergi, langsung buat berita!
(Keesokan harinya berita bahwa Mila anak durhaka pun tersebar ke seluruh penjuru kota, dan penggemar Mila pun mulai menghilang)
Siti : Mila! Apa-apaan ini? Kenapa ngusir abah? Abah salah apa?
Mila : Tapi abah waktu itu lusuh Sit!
Siti : (marah) Ternyata, Siti sudah salah menilai kamu Mila, Lebih baik Siti kembali saja ke kempung!
(Siti pun pergi)
Dadang : Mila! Mila!
Mila : Kang Dadang! Siti pergi kang!
Dadang : Kenapa kamu masih di sini! Sudah Jelas kamu sudah gak popular lagi, saya juga sudah gak butuh kamu! Pergi sana! Saya sudah dapat yang baru, artis dangdut terkenal Sari ini!
Sari : Hah, sorry aja ya, dasar anak durhaka!
Mila : Tidaaaaak!!!! Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!!!
(akhirnya Mila pun sendirian)
Mila : Kenapa begini jadinya teh… Ini bukan mau Mila… Jangan-jangan gara-gara Mila ngusir abah?
Abah-abah Mila kangen abah….
(Mila pun kembali ke desa. Ke gubug yang dulu ditinggalinya bersama Zaenal)
Mila : Abah…! Abah Zaenal…!
Zaenal : Saha nya?
Mila : Ini Mila abah, Mila mau minta maaf sama abah, Mila salah… (berlutut)
Zaenal : Mila nu mana dulu nih? Mila abah yang lucu, manis cantik, imut, baik hati atawa Mila yang nenek sihir?
Mila : Mila abah! anak abah Zaenal yang wajahnya pas-pasan jeung hidup miskin dan serba kekurangan di desa terpencil.
Zaenal : (memeluk Mila) Mila anak abah! Kamana wae atuh!
Mila : Mila Pulang abah, Mila janji Mila akan jadi anak baik sama abah.
END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar